Jenjang Perkaderan di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
HMI adalah organisasi kader tertua di Indonesia. Didirikan di Yogyakarta pada 1947, Dua
tahun setelah Indonesia merdeka. Sebagai organisasi perkaderan, HMI memiliki jenjang perkaderan yang dapat ditempuh oleh calon kader dan kader HMI.
Ada dua jenis jenjang perkaderan dalam HMI, yaitu formal dan informal. Kali ini kita sedikit
membahas jenjang formal. Dalam jenjang formal, ada 3 pembagian pelatihan yang dibagi berdasarkan tujuannya sebagai berikut
Dalam organisasi besar dan tertua ini dikenal dengan sebutan Masa Perkenalan Calon Anggota (Maperca), Maperca adalah memperkenalkan sekilas tentang HMI yang nantinya akan dilanjut
dengan Basic Traning atau Latihan Kader satu (LK 1) ,dimana dalam menjadi
anggota harus melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
1. LK 1 di HMI?
Latihan kader satu (BasicTraning) merupakan pelatihan tingkat pertama pada organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pelatihan ini merupakan gerbang awal untuk menjadi anggota atau kader HMI.
Syarat utama mengikuti LK 1 adalah islam dan terdaftar sebagai mahasiswa. Siapapun orangnya, jika dia beragama Islam dan terdaftar sebagai mahasiswa di suatu Perguruan Tinggi dapat
menjadi kader HMI dengan cara mengikuti LK 1 ini. Mahasiswa yang selesai mengikuti LK 1 baru dikatakan layak menjadi anggota atau kader HMI.
Enam bulan selanjutnya kader tersebut bisa mengikuti jenjang berikutnya yang disebut dengan LK II atau (Intermediate Training).
Tujuan LK 1 berdasarkan Hasil Kongres ke 30 yaitu “terbinanya kepribadian muslim
yang berkualitas akademis, sadar akan fungsi dan peranannya dalam berorganisasi
serta hak dan kewajibannya sebagai kader umat dan kader bangsa”.
2. LK II di HMI?
ketika seorang kader HMI telah berproses di HMI selama 6 bulan (terhitung setelah selesai LK 1) maka kader
tersebut dapat mengikuti forum lanjutan dalam jenjang perkaderan HMI yaitu Latihan Kader Dua (LK II)
Latihan Kader Dua merupakan pelatihan kader HMI tingkat nasional yang diselenggarakan oleh HMI Cabang ataupun bisa juga dilaksanakan oleh Korkom (Koordinator Komisariat) dengan izin dari cabang asal.
Berbeda dengan LK 1, sebelum terdaftar sebagai peserta LK II ada seleksi karya tulis yang mesti dilewati, karya tulis dalam LK II biasanya berupa makalah atau beberapa cabang yang lain memilih jurnal sebagai pra syarat LK II. Jadi peserta LK II sudah merupakan kader terpilih dari setiap cabang yang diseleksi melalui karya
tulis yang dibuatnya.
LK II juga dijadikan syarat kepada kader Komisariat untuk menjadi pengurus Cabang
Tujuan LK II, “terbinanya kader HMI yang mempunyai kemampuan intelektual untuk memetakan peradaban dan memformulasikan gagasan dalam lingkup organisasi”.
3. LK III di HMI?
Tidak berhenti sampai di LK II forum lanjutan tingkat nasional selanjutnya adalah Latihan Kader Tiga
(LK III). LK III merupakan training formal tertinggi dalam jenjang pendidikan kader HMI. Jika kamu benar-benar berniat untuk menuntaskan jenjang perkaderan, maka susun strategi yang baik agar pada masa menjadi mahasiswa tentunya mampu mencapai titik latihan kader 3 ini. Tentunya, kita juga perlu memperkuat mental karena setiap naik jenjang perkaderan yang lebih tinggi tantangan yang dihadapi semakin bertambah.
LK III adalah salah satu syarat menjadi pengurus Badan koordinasi (BADKO HMI) dan Pengurus Besar (PB HMI)
Tujuan LK 3,”terbinanya kader pemimpin yang mampu menterjemahkan dan mentransformulasikan pemikiran konsepsional secara professional dalam gerak perubahan sosial”.